Linguistik Forensik: fenomena berbahasa berimplikasi hukum

Ujaran bahasa, baik lisan ataupun tulisan, berbentuk monomoda ataupun multimoda, memiliki potensi berdampak hukum. Sebut saja hoaks, dimana wacana yang diisukan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Ditahap ini, linguistik forensik sebagai salah satu cabang dalam linguistik terapan berperan besar alama menentukan, apakah satu ujaran, atau produk bahasa apapun, memiliki dampak hukum atau tidak.

Pada dasarnya, hal yang dibahas dalam kajian linguistik forensik berkutat pada interaksi kebahasaan, produksi bahasa, potensi kriminatitas, dan dampak hukum. Menurut Andika Dutha Bahari, pakar lingusitik forensik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) saat diwawancara terkait kasus Ahok, dalam ruang lingkup forensik, linguistik berperan pada tiga are, language as legal instrument, language as legal process, dan language as legal evidence. Konsiderasi bahasa pada area-area tersebut memperlihatkan bahwa ujaran dari seseorang bisa memiliki kekuatan hukum. Dalam ruang lingkup persidangan, bahasa dapat menjadi barang bukti, seperti berbentuk dokumen, rekaman suara, kesaksian, dan produk bahasa lainnya. Orang yang ditunjuk sebagai saksi ahli haruslah orang memliki pemahaman linguistik secara komprehensif karena linguistik forensik akan berkaitan dengan fonetik (khususnya aksutik), analisis wacana, semantik, pragmatik, bahkan psikolinguistik.  

Linguistik forensik dapat menjadi alat analisis apakah suatu ujaran membawa dampak hukum atau tidak. Ujaran kebencian, misalnya, tentu saja membawa dampak hukum karena dapat dikenakan pasal perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik. Analisis pragmatik dapat digunakan untuk mengetahui maksud dan tujuan dari ujaran tersebut. Pada kasus hoaks, penyebar wacana dapat dikenakan tindakan kriminal karean menyebarkan berita bohong. Pada kasus ini, analisis wacana dapat dilakukan untuk membongkar kebohongan tersebut.

Pada dasarnya, kebutuhan forensik di bidang bahasa mengharuskan adanya kajian yang menguji bukti linguistik, maka lingusitik forensik hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut. Terlebih, era kebebasan informasi saat ini mengharuskan pengawan ketat terhadap tersebarnya wacana yang ada. Pada tingkat pencegahan, berfikir kritis dapat digunakan masyarakat sebagai filter informasi, tetapi jika sudah sampai pada tahap persidangan, lingusitik forensik adalah jawabannya.

One Comment to “Linguistik Forensik: fenomena berbahasa berimplikasi hukum”

  1. Great internet site! It looks really good! Sustain the good work! alpraser gemakkelijk kopen in België

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *